Benci aku
kalau harus mengulang masalah ini lagi, tahu apa aku soal cinta, tahu apa aku
tentang kamu, dan tahu apa kamu tentang perasaanku yang senantiasa menginginkan
apa yang aku rasa ingin. Aku benci harus berada di dituasi seperti ini. Mereka
seolah menerorku. Mereka seolah menganggapku bodoh dengan semua ini. Aku tahu,
aku harus beranjak.
Tapi aku belum memiliki pijakan lain. Aku terlalu selektif
untuk menginginkan seseorang tanpa berkaca pada diriku. Kalau terus begini, aku
tidak mau dengan dia, atau
dengan siapapun. Aku mencoba untuk menemukan tempat dimana seharusnya aku
berada, aku berusaha untuk menginginkan seorang yang benar benar ikhlas. Tanpa
harus pamrih dengan hal apapun. Kadang aku harus menggigit lidahku ketika ku
dapati diriku yang terlalu mengumbar masalah pribadi.
Tahu
seperti ini, aku gag akan mencoba untuk melangkah. Aku tidak pernah memikirkan
tentang dunia percintaan seperti ini sebelumnya. Yang aku tahu hanyalah akulah
orang yang setia menunggu untuk menatap matanya lebih jauh, merasakan
kehadirannya. Itu saja. Aku tak juga menginginkan kalau kelak aku bersama dia.
walau tak dapat aku tempiskan dengan semua hayalan hayalanku untuk menjadi satu
satunya perempuan yang tetap menyemangatinya untuk berdiri, ketika dia
berpikiran hanya sanggup untuk duduk. Aku sangat berkeinginan untuk menjadi
perempuan yang kelak menjaga hartanyua ketika dia berjihad untuk agama ku dan
keluargaku. Walaupun aku kembali disadarkan dengan kenyataan yang sebenarnya.
Rabb, aku
tak mau gila dengan semua ini… cukuplah Kau berikan aku jodoh yang kelak
menjadi orang yang sangat ku hormati dengan segala nasehat nasehatnya, bukan
yang bersifat anak anak dan merasa dirinya paling hebat. Aku benci harus terus
berlindung di balik alasan klise ini. Aku benci harus terus membuatmu menjadi
kambing hitam tentang penolakanku selama ini kak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar